Kandidat Presiden Terpopuler Pemilu 2024: Anies Baswedan Vs Agus H. Yudhoyono

Anies Baswedan
H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. (lahir 7 Mei 1969) adalah Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang menjabat sejak 16 Oktober 2017, menggantikan posisi Djarot Saiful Hidayat. Ia dikenal sebagai pencetus Indonesia Mengajar, sebuah gerakan bagi generasi muda untuk direkrut sebagai pengajar muda di Sekolah Dasar dan masyarakat selama satu tahun. Anies merupakan cucu dari pahlawan nasional Abdurrahman Baswedan. Di bidang akademisi, Anies pernah menjabat Rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun.[2] Pada 27 Oktober 2014, ia diberikan mandat oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di dalam kabinetnya. Masa tugasnya berakhir ketika Jokowi menunjuk Muhadjir Effendy sebagai pengganti Anies pada tanggal 27 Juli 2016. Karier politiknya justru semakin cemerlang setelah Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera mengusungnya sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dan berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Anies Baswedan dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969. Dalam keluarga, ia mempunyai dua saudara kandung yang menjadi adik-adiknya, diantaranya Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Dia dibesarkan di Yogyakarta dan orang tuanya bekerja sebagai akademisi. Ayahnya, Rasyid Baswedan adalah mantan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, sedangkan ibunya, Aliyah Rasyid adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Anies merupakan tokoh berketurunan Arab, sekaligus cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Anies mulai mengenyam pendidikan awal pada usia 5 tahun dan bersekolah di Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada, Kota Yogyakarta. Menginjak usia enam tahun, Anies bersekolah di SD Negeri Percobaan 2, Kabupaten Sleman. Menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus pelajar Ketua OSIS seluruh Indonesia. Alhasil, ia terpilih menjadi Ketua OSIS seluruh Indonesia pada tahun 1985. Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989. Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Dia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional. Menginjak jenjang perguruan tinggi, Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1989. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Universitas Sophia, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis bertemakan lingkungan. Hingga pada akhirnya, Anies lulus dari Universitas Gadjah Mada tahun 1995. Setelah menyelesaikan program strata satu di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Anies bekerja sebagai seorang peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Selang beberapa lama, ia mendapatkan beasiswa program magister di Amerika Serikat pada 1996. Pada tahun 2004, Anies telah menuntaskan pasca sarjananya dan sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Sebagai seorang independen, Anies Baswedan bergabung dengan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, yaitu sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di berbagai daerah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tidak terlepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik. Pada 15 Mei 2007, secara resmi Anies Baswedan dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantikan posisi rektor sementara, Sohibul Iman. Saat itu, ia merupakan rektor termuda di Indonesia, di mana usianya pada saat itu adalah 38 tahun. Pada 27 Agustus 2013, Anies mulai menggeluti dunia politik setelah dirinya bergabung dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, di mana pada konvensi ini terbuka untuk kader internal maupun eksternal. Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan dan akademisi membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Ia menjadi salah satu menteri dari kalangan profesional di kabinet. Pada 23 September 2016, Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Anies dicalonkan sebagai calon gubernur (Cagub) yang disandingkan dengan Sandiaga Uno, pengusaha dan politikus Partai Gerindra sebagai calon wakil gubernur (Cawagub).
Statistics for this Xoptio

Agus Harimurti Yudhoyono
Mayor Inf. (Purn.) H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A., M.A. (lahir 10 Agustus 1978), atau yang lebih akrab disapa AHY, adalah politikus dan mantan perwira militer Indonesia. Putra dari mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) dan pendiri AHY Foundation. Sebelumnya, ia berkarier sebagai militer profesional di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) selama 16 tahun. AHY menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer tahun 2000 dan meraih penghargaan Presiden Republik Indonesia; Bintang Adi Makayasa. Saat berdinas di TNI AD, AHY mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002 dan operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia. Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, di bawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya. Tahun 2016, AHY didaulat oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN)menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Sejak itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat dan diberi tugas sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) untuk pemenangan Pileg 2019, dengan target 5-10 persen. HY terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020–2025 secara aklamasi dalam Kongres Ke V Partai Demokrat pada tanggal 15 Maret 2020 di Jakarta Convention Center. Lahir di Bandung, 10 Agustus 1978, AHY merupakan putra pertama dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herrawati, atau dikenal juga dengan nama Ani Yudhoyono. AHY memiliki satu adik laki-laki, Edhie Baskoro Yudhoyono yang lahir pada tahun 1980. AHY juga merupakan cucu dari Letjen. TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan ayah dari ibunya, Ani Yudhoyono. AHY sempat mengenyam pendidikan di Timor Timur ketika ayahnya mengemban tugas militer di sana. Tahun 1984 hingga 1988, AHY menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Kuntum Wijaya Kusuma Pasar Rebo Jakarta Timur. Tahun 1988 sampai 1991, AHY mengikuti ayahnya melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat, bersekolah di David J. Brewer School, Leavenworth, Kansas. Di sana ia juga meraih sejumlah prestasi, di antaranya adalah menjuarai Spelling Contest dan mendapatkan penghargaan dari Presiden AS George H. W. Bush. AHY merupakan lulusan Akademi Militer (AKMIL). Semasa pendidikan yang dimulai tahun 1997, selama tahun pertama dan kedua di Akademi Militer, ia meraih Tri Sakti Wiratama penghargaan yang diberikan atas prestasi kolektif dalam akademik, kejasmanian fisik dan kepribadian. Prestasi ini membuat AHY dipilih sebagai Komandan Resimen Korps Taruna pada tahun 1999. Di sana, ia juga bergabung dalam Drumband Canka Lokananta Akademi Militer sebagai penabuh Bass Drum, yang sering disebut dengan "Macan Tidar". AHY kemudian lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih Bintang Adi Makayasa pada bulan Desember 2000. Semasa penugasannya di militer sebagai perwira, AHY juga menempuh pendidikan tinggi formal. AHY memiliki tiga gelar pendidikan Master: Master of Science in Strategic Studies di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura pada tahun 2006, Master in Public Administration dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pada tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat, meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2015 dengan IPK 4.0. Pada 10 Agustus 2017, AHY mendirikan The Yudhoyono Institute dan duduk sebagai Direktur Eksekutif. Bersamaan dengan itu, AHY juga membentuk AHY Foundation yang fokus terhadap isu sosial dan kemanusiaan khususnya kesehatan, pendidikan dan lingkungan serta respon tanggap bencana. AHY memulai karier politiknya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017. Ia diusung oleh koalisi 4 partai politik yakni Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dan berpasangan dengan Sylviana Murni. Pasangan Agus-Sylvi menantang pasangan Cagub petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Agus-Sylvi mendapatkan nomor urut 1, Ahok-Djarot mendapatkan nomor urut 2, dan Anies-Sandi mendapatkan nomor urut 3. Pada tahun 2019, AHY sempat digadang-gadang masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia. Pada tanggal 15 Maret 2020, AHY terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres ke-V Partai Demokrat. AHY didaulat oleh seluruh pemilik Hak Suara untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025. Dukungan tersebut ia dapatkan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.