Desa Wisata Yang Paling Indah Di Dunia: Wengen, Swiss Vs Penglipuran, Indonesia

Wengen, Swiss
Swiss merupakan salah satu negara di Eropa tengah yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan Alpen. Dilintasi oleh pegunungan besar membuat Swiss dianugerahi pemandangan alam yang indah. Tak heran bila negara ini menjadi destinasi idaman wisatawan termasuk dari Indonesia. Meskipun termasuk kelompok negara maju, Swiss masih menyimpan keindahan alam yang asri. Swiss rupanya juga memiliki desa yang tak kalah indah dengan negara lainnya. Ya, Swiss punya Desa Wengen yang terletak di kaki gunung. Desa – desa di sekitar pegunungan Alpen memanjakan para turis dengan pemandangan, udara segar dan kehidupan masyarakat yang ramah. Karena sudah sejak 100 tahun silam kendaraan bermotor tidak boleh memasuki desa yang berada ini. Wengen merupakan sebuah desa pegunungan di Bernese Oberland di Swiss bagian tengah dengan ketinggian 1.274 m. Desa kecil ini dihuni 1.300 penduduk, jumlah ini meningkat menjadi 5.000 jiwa di musim panas dan 10.000 jiwa di musim dingin. Wilayah yang terdiri dari dataran tinggi dan lembah membuat Wengen dijadikan tuan rumah ajang balap ski Lauberhorn sejak tahun 1930.
Statistics for this Xoptio

Penglipuran, Indonesia
Pesona yang ditawarkan oleh Bali seolah tak ada habisnya. Setiap lokasinya menyuguhkan daya tarik tersendiri yang mampu menyihir para wisatawan untuk kembali lagi. Mulai dari pantainya yang menenangkan, bentangan alamnya yang mengagumkan, pesona bawah lautnya yang spektakuler, keharmonisan masyarakatnya, hingga suguhan kulinernya yang menggoyang lidah. Nah, salah satu lokasi yang wajib masuk ke dalam bucket list kamu saat ke Bali adalah Desa Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Namanya tentu sudah tak asing bukan, sebab Desa Penglipuran adalah desa adat yang menjadi primadona pariwisata di Bali. Bukan tanpa alasan, Desa Penglipuran masuk ke dalam destinasi populer dan wajib dikunjungi karena beberapa keunikan yang dimilikinya. Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa wisata yang terletak di Bangli ini juga berhasil menyabet beberapa penghargaan diantaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017, dan yang terbaru, destinasi ini masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation. Saat memasuki desa ini, sudah akan disambut dengan deretan tanaman hijau. Saat masuk ke area desa, udara dan pemandangan akan semakin terasa sejuk dan asri dengan pemandangan pagar tanaman yang menghiasi seluruh area desa. Ketika kamu mengelilingi desa ini, dilarang menggunakan kendaraan bermotor, ya! Hal ini dilakukan untuk menjaga lingkungan Desa Penglipuran agar bebas dari polusi. Kita bisa mengeksplorasi keunikan Desa Penglipuran dengan berjalan kaki, ya. Selain itu, juga dilarang membuang sampah sembarangan di desa ini. Di Desa Penglipuran, sudah disediakan tempat sampah setiap 30 meter. Jadi, nggak ada lagi alasan untuk nggak tertib membuang sampah. Sebagai desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, tata ruang Desa Penglipuran pun mengusung patokan adat yang sudah turun temurun. Ya, desa ini dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pula lah tempat beribadah didirikan. Di bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala. Zona tengah merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Sedangkan, wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk. Seperti desa adat lainnya di Bali, Desa Penglipuran juga memiliki ritual keagamaan yang terus dijalankan hingga saat ini. Salah satu ritual besarnya adalah Ngusaba yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Selain itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di sana juga akan datang ke Pura Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur. Di Desa Penglipuran juga ada kuliner unik yang wajib untuk dicoba namanya adalah loloh cemcem dan tipat cantok. Loloh cemcem merupakan minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau daun kloncing yang berkhasiat untuk melancarkan pencernaan. Minuman ini juga dibuat secara tradisional dan dijamin tidak menggunakan pengawet atau pemanis buatan. Untuk makanan, Desa Penglipuran memiliki satu menu andalan yakni tipat cantok. Kudapan yang satu ini merupakan makanan berat yang terdiri dari ketupat dan sayuran rebus yang kemudian disajikan bersama dengan bumbu kacang. Pesona lain yang ditawarkan oleh Desa Penglipuran adalah sebuah festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Acara ini biasanya diselenggarakan di akhir tahun dengan rangkaian kegiatan yang beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang, parade seni budaya, dan berbagai lomba lainnya. Setiap agenda ini diadakan, biasanya jumlah wisatawan akan membludak untuk menyaksikan berbagai kegiatan yang memamerkan seni dan budaya khas Bali. Dengan segala keindahan alam, keunikan budaya, dan tradisi adat yang masih kental, tentu kita akan puas saat berkeliling di Desa Penglipuran.